MERDEKA
ATAU MATI
Merdeka…Merdeka….Merdeka…..
Kata Merdeka akan selalu berkumandang dalam setiap peringatan Kemerdekaan
Republik Indonesia yang diperingati oleh seluruh warga Negara Indonesia
disetiap tanggal 17 Agustus. Tahun ini Republik Indonesia memperingati
kemerdekaannya yang ke- 67 dan seluruh pelosok negeri ini merayakannya dengan
gembira melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam
suasana kegembiraan seluruh warga Republik Indonesia ini, berbagai evaluasi
harus dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Negeri dan seluruh warga Republik
Indonesia ini. Kemerdekaan ini di rebut dengan mahal, direbut dengan darah dan
air mata sehingga jangan salah mempergunakan Kemerdekaan yang kita miliki
sekarang.
Sulawesi
Utara dikenal ditingkat Nasional maupun Internasional merupakan provinsi yang
religius dan memiliki keamanan, kenyamanan maupun kedamaian. tetapi sangat
disayangkan apabila fakta yang ada sekarang bahwa tingkat kecelakaan lalu
lintas, penganiayaan dan pembunuhan di Sulawesi Utara terus meningkat setiap
tahunnya dan hampir 100% faktor pencetusnya hanya karena telah mengkonsumsi
minuman keras. Inikah yang dinamakan Provinsi yang religius dan memiliki
keamanan, kenyamanan maupun kedamaian…???? Jawabannya ada pada diri kita
masing-masing.
Masih
teringat jelas dalam ingatan kita pada pekan yang lalu tentang kasus pembunuhan
di tempat parkir Manado Town Square yang dilakukan oleh salah satu Mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Hukum di salah satu perguruan tinggi di Manado.
Sebenarnya tidak ada permasalahan antara korban dan dirinya tetapi hanya karena
terjadi kesalahpahaman oleh karena dirinya telah mabuk berat. Kesalahannya
harus dibayar mahal karena hanya dengan “Bagate” dirinya telah menguburkan
cita-citanya untuk menjadi Sarjana Hukum karena harus mempertanggungjawabkan
kesalahannya di pengadilanva. Kita juga tidak akan lupa tentang kecelakaan lalu
lintas yang terjadi di jalan trans menuju Minahasa Selatan pada agenda
pengucapan syukur Minahasa Selatan yang telah merengut satu korban jiwa yaitu
salah satu siswa SMK 1 di Minahasa Selatan. Faktor penyebabnya yaitu seluruh
penumpang dan sopir sedang dalam keadaan mabuk berat.
Beberapa
contoh diatas hanya merupakan sebagian kecil kasus-kasus yang terjadi di
Sulawesi Utara yang disebabkan oleh karena “Bagate”. Tetapi sangat disayangkan
tradisi “Bagate” terus dilakukan oleh berbagai kalangan yaitu dari anak muda
sampai orang tua dan laki-laki maupun perempuan. Tidak ada alasan apapun
yang dapat menghalalkan “bagate” dan
tidak ada satu agamapun dimuka bumi ini yang mengijinkan untuk “bagate”.
Hari
kemerdekaan ke 67 telah diperingati oleh seluruh elemen bangsa Indonesia dan
saat ini dapat menjadi pilihan bagi kita yaitu menjadi titik awal untuk seluruh
warga Sulawesi Utara agar dapat memerdekakan dirinya sendiri yang salah satunya
“Brenti Jo Bagate” atau tetap hidup dalam “Bagate” yang bisa saja dapat
mematikan kuliah, karir, pekerjaan maupun kematian jiwa.
Pilihan
berada ditangan kita masing-masing. MERDEKA atau MATI…….????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar